epuluh tahun sudah Rian tak bertemu kedua orang tuanya. Ada kerinduan yang begitu membuncah di dalam relung kalbunya untuk memeluk kedua sosok yang telah membesarkannya tersebut. Tapi apalah daya, mungkin apa yang orang tuanya rasakan tidak lah sama dengan keinginannya.
Seperti malam biasanya, malam ini Rian hanya termenung sendiri dikosannya yang sederhana. Dia menerimanya dengan iklas dan lapang dada karena mungkin nasih belum berpihak padanya. Matanya tertuju pada dinding kamar yang kosong dan lembab dengan jendela yang sedikit terbuka berharap ada sedikit udara atau mungkin keajaiban yang masuk dan mendinginkan hatinya yang sedang kalut. Pikirannya menerawang jauh ke kegelapan malam menembus riuhnya keramaian kota Jakarta dengan segala hingar bingar .
Seperti malam biasanya, malam ini Rian hanya termenung sendiri dikosannya yang sederhana. Dia menerimanya dengan iklas dan lapang dada karena mungkin nasih belum berpihak padanya. Matanya tertuju pada dinding kamar yang kosong dan lembab dengan jendela yang sedikit terbuka berharap ada sedikit udara atau mungkin keajaiban yang masuk dan mendinginkan hatinya yang sedang kalut. Pikirannya menerawang jauh ke kegelapan malam menembus riuhnya keramaian kota Jakarta dengan segala hingar bingar .
No comments:
Post a Comment